Jumat, 30 April 2010

ComPlicaTed LoVe

Part 1

Napasku ngos-ngosan gara-gara mengejar bis, hampir saja aku ketinggalan bis, untung saja jalan bisnya sedikit lambat sehingga aku bisa mengerjarnya. Walau bukan hari ini saja aku bagun kesiangan, tapi hari ini adalah hari yang bagun kesiangannya yang paling parah. Ini semua gara-gara begadang semalaman mengerjakan editan foto yang harus dikumpulin pagi ini. Hais…gara-gara aku gagal menjepret wajah idol yang lagi tenar itu, aku harus mengerjakan editan yang seharusnya dikerjakan oleh dua orang dalam waktu dua hari.

Hais…benar-benar hari yang sial. Sebelum masuk ruangan kerja saja, aku sudah dapat suguhan hangat selama 10 menit karena terlambat. Itu belum seberapa, setelah di ruangan kerja dan menyerahkan hasil editanku, aku mendapat suguhan hangat yang lebih lama lagi….satu jam. Bayangkan gimana stresnya aku hari ini. Hasil editanku tidak sesuai dengan kemauannya. Alhasil, aku mendapatkan tugas baru yang jauh lebih berat dan ditambah iming-iming potongan gaji bulan ini. Benar-benar stresssssssss….atasan yang tidak memikirkan nasib anak buahnya. Atasan yang sangat gak punya perasaan…”jeritku dalam hati.

Akhirnya jam istrirahat pun tiba. Aku lelah dan lapar sekali. Ku langkahkan kakiku dengan lemas ke kantin bawah. Perutku sangat keroncongan namun selera makanku sudah hilang akibat ceramahan dan ancaman potongan gaji. “Aku harus mendapatkan foto idol itu, bagaimanapun caranya”gumamku dalam hati. Gara-gara dia, gaji bulan ini terancam. Idol yang sangat sombong dan belagu…awas jika aku bertemu dengannya.

***

Sudah setahun tahun belakangan, aku tidak pernah bangun sepagi ini. Dari semalam, aku telah mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan selama dua minggu berada di Busan. Setelah semuanya selesai, aku langsung menuju ke kantor untuk mengambil beberapa dokumen dan sekalian berpamitan dengan atasan yang sangat amit-amit itu.

“Heechul Oppa…aku pamit untuk bertugas selama dua minggu di Busan. Doakan aku semoga mendapatkan apa yang Oppa inginkan”. “Ya…semoga kali ini kau memberikan yang terbaik pada ku”ucapnya ketus. Setelah berpamitan, aku segera meninggalkan atasan yang menyebalkan itu. Tapi sebelum membuka pintu….”Eit….tunggu dulu, karena aku masih punya perasaan kok, aku tidak akan membiarkan mu tertunta-lunta sendirian di Busan. Kau akan ditemani oleh Park Jungso. Selamat bertugas Lee Yanhae” ucapnya dengan senyum evil yang memuakkan itu. “Syukurlah aku ditemanin oleh Teuki Oppa”gumamku. Aku langsung menuju ruangan teuki Oppa.

“Hei Jaemon Oppa….apakah kau melihat Teuki Oppa?. “Kau ini…selalu memanggilku Jaemon…Jaemon…dan Jaemon….aku muak dengan panggilan murahan mu itu” ujarnya dengan penuh kemarahan seperti biasanya jika aku memanggilnya dengan panggilan tersebut. “Hei Lee Hyukjae Oppa…apakah kau melihat Teuki Oppa? tanyaku sambil mencoel dagunya. “Kalau ada maunya aja kau memanggilku dengan benar…dasar bocah gak sopan….Teuki Oppa sudah menunggumu di kantin” jawabnya. “Gomawo Oppa….Sarange….”ucapku sambil mencubit pipinya.

Aku langsung menuju ke kantin. Dari kejauhan ku lihat Teuki Oppa sedang menikmati sarapannya. Aku langsung menghampirinya. “Oppa…mian…gara-gara aku, kau juga harus bertugas ke Busan”ucapku sambil duduk di depannya yang membuatnya kaget. “Kau ini selalu saja begitu….senang melihat orang lain kaget”ujarnya. Setelah aku dan Teuki Oppa selesai sarapan, Kami langsung menuju stasiun Kereta Api Ekspres KTX. Kereta Api yang menghubungkan Seoul dan Busan serta kota-kota yang berada disepanjang jalur tersebut seperti Daejon, Daegu, dan Suwon.

***

Dalam perjalanan, aku dan Teuki Oppa tak henti-hentinya bercerita, bersenda gurau dan sebagainya. Kami tak menghiraukan penumpang lainnya hingga petugas menegur kami karena menurutnya kami telah mengganggu ketenangan penumpang lainnya. Tapi kami tidak mempedulikannya, setelah petugas tersebut pergi, kami melakukannya lagi. Menurutku penumpang di sekitar kami sangat menikmati banyolan dan lelocon kami berdua. Mereka sangat menikmati suasana keributan yang kami timbulkan, bahkan ada beberapa penumpang ikut bergabung dan membuat lelucon seperti yang kami lakukan. Setelah menghabiskan energi tuk menghibur para penumpang dengan banyolan dan leluconnya, tampaknya Teuki Oppa kelelahan dan tanpa sadar Ia pun tertidur. Aku juga merasa kelelahan, tapi mata ini tak mau terpejam. Jika mata ini terpejam, selalu ada bayang-bayang Heechul Oppa yang sangat memuakkan dan menyeramkan itu. Akhirnya untuk mengisi waktu dan menghilangkan kebosanan, Aku memainkan rubik hati berwarna pink yang selalu menemani kemanapun aku pergi.

Sedang asyik bermain rubik, tba-tiba ada sesuatu yang mengagetkanku. Teuki Oppa menyandarkan kepalanya di bahuku. Memang menjadi kebiasannya menyandarkan kepalanya pada siapapun disampingnya saat Ia tidur. Menurutku itu kebiasaan yang sangat aneh dan memalukan. Tidak seperti biasanya, kali ini ku biarkan Teuki Oppa menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku memandangi wajahnya dengan seksama. Sudah tampak kerutan-kerutan kecil di wajahnya, wajar saja umurnya sudah 27 tahun. Saat tidur Ia tampak polos dan sedikit lebih tampan. “Oppa…Gomawo…kau telah mau jadi teman sekaligus kakak angkatku. Aku tahu, kau telah menjagaku dan memberikan kasih sayang layaknya seorang kakak dengan adik kandungnya sendiri. Aku beruntung memiliki punya kakak angakat sepertimu”ucapku sambil mengelus-elus kepalanya.

Tiba-tiba lamunanku terganggu dengan getaran Hp di kantong jeansku. “Lee Yanhae….apakah kalian sudah sampai di Busan? Ku ingat kan sekali lagi…kau harus bekerja sebaik mungkin, jangan sampai membuat ulah lagi…oke!”. Kalimat sama yang ku terima setiap kali ku bertugas. Aku sampai bosan membaca kalimat itu.”Kami masih di Kereta…mungkin satu jam lagi sampai di Busan. Iya…aku akan bekerja sebaik mungkin” balas ku pada Heechul Oppa. Beberapa detik kemudian Hp ku bergetar lagi. “Oiya…kau jangan lupa makan supaya kau punya tenaga sehingga tugas yang kau buat tidak asal-asalan. Ingat itu…dan satu lagi…kau harus menjaga Teuki…”balasnya lagi. “Hais...atasan yang sangat menyebalkan dan sangat egois”gumamku .

Sebenarnya Heechul Oppa orang yang sangat baik. Ia sangat totalitas dalam bekerja. Ia juga sangat memperhatikan karyawannya. Tapi sejak kejadian itu dan mungkin sampai sekarang Ia masih marah dan kesal padaku. Itu juga karena kesalahanku sendiri. Karena ingin sekali bekerja di Seoul dan di perusahaan yang ku inginkan sejak dulu, aku rela melakukan apasaja termasuk menutupi identitasku sebagai seorang wanita. Saat melamar di perusahaan Heechul Oppa, aku memanipulasi identitasku. Aku menggunakan kartu tanda pengenal kakakku. Karena aku dan kakakku sangat mirip, aku tidak mengalami hambatan dalam manipulasi identitas tersebut. Aku berpenampilan selayaknya seorang pria. Aku sangat enjoy bekerja dan memiliki teman dan atasan yang sangat baik dan pengertian pada ku. Namun keberuntungan itu hanya bertahan selama dua tahun. Empat bulan lalu, untuk menjalin keakraban antar karyawan, diadakanlah kegiatan olah raga bareng. Kegiatan itu dilakukan tiap sabtu pagi dan tiap minggu olahraganya berbeda-beda. Tiga minggu berlalu dan tujuan untuk mengakrabkan antar karyawan dan juga atasan tercapai. Selain itu juga, Kami merasa lebih bugar dan sehat. Maklumlah selama ini Kami jarang berolah raga. Kami semakin akrab satu sama lainnya.

Namun di minggu ke empat, keberuntungan tidak lagi berpihak padaku. Di minggu tersebut kami harus mengitari lapangan football yang luas beberapa kali. Sebenarnya aku sudah minta izin pada Heechul Oppa untuk tidak ikutan mengitari lapangan tersebut karena aku lemah dalam jenis olahraga ini, namun Teuki Oppa, Jaemon Oppa, Dongdong Oppa, Yesung Oppa, Wookie Oppa dan yang lainnya bersikeras mengajakku dan menarikkku hingga ke lapangan. Terpaksa aku melakukannya. Setelah memaksakan diri mengitari dua putaran, di tengah putaran ketiga, aku merasa pusing dan jatuh tak sadarkan diri. Kejadian itulah yang membuat identitasku terbongkar. Setelah sadar, dan mengetahui mereka telah mengetahui identitasku, Aku menjelaskan semuanya pada mereka. Hampir seminggu semua isi kantor mengacukanku, kecuali Teuki Oppa. Ia hanya bertahan tiga hari mengacuhkanku. Namun hingga saat ini semua karyawan yang ada di kantor bisa menerima kenyataan tentang diriku kecuali menurutku Heechul Oppa.

Sejak saat itu Ia selalu memberiku tugas yang berat dan menghukumku jika tugas tersebut tidak sesuai keinginannya. Namun aku sangat berterimakasih padanya karena sampai saat ini aku masih diperbolehkan bekerja di perusahaannya. Jika Ia ingin memecatku, Ia memiliki alasan yang kuat. Di perusahaan yang dipimpinnya, Ia hanya mempekerjakan karyawan Pria. Mungkin Ia masih mempertimbangkan prestasi yang telah ku capai dan menurutku, semua klien perusahaan tidak ada yang menyadari kalau aku seorang perempuan. Untuk itu, Aku tetap berpenampilan seorang pria. Heechul Oppa dan yang lainnya juga tidak mempermasalahkan penampilan ku saat ini walaupun mereka telah mengetahui diriku seorang wanita, tapi panggilanku pada mereka berubah dari Hyung menjadi Oppa dan panggilan mereka padaku juga berubah dari Lee Sungmin menjadi Lee Yanhae.

***

“Oppa…bangun….kita sudah sampai di Busan” aku membangunkan Teuki Oppa dengan mengacak-ngacak rambut dan mencubit pipinya. Ia bangun dengan menyipitkan mata. “Yanhae…Oppa masih ngantuk ni…”ucapnya sambil menyandarkan kembali kepalanya di bahuku. “Oppa…bangun!!!” ucapku sambil mendorong kepalanya dari bahuku. “Hais…kau ini kasar sekali. Padahal kau ini wanita”ujarnya.

Setelah mengambil barang, Kami menuju taksi dan langsung menuju ke penginapan. Penginapan untuk dua minggu ke depan telah di booking oleh Heechul Oppa. Menurutku penginapan yang dipilih Heecul Oppa pasti penginapan murah dan semuanya serba terbatas. “Ia kan sangat perhitungan dalam hal pengeluaran”gumamku dalam hati. Di taksi, Teuki Oppa masih saja tidur. Ia keliahatan sangat lelah. Tanpa sadar, Aku juga ikut tertidur dan terbangun saat supir membangunkanku ketika sampai di penginapan. Aku kaget ketika melihat penginapan yang ada di depan ku. Sungguh penginapan yang mewah. Bintang yang bertaburan di langit dan bulan yang malu-malu tuk menunjukkan dirinya menambah indah dan romantis suasana di sekitar penginapan. Ditambah temaran lampu malam yang menyinari taman yang ada di depan penginapan. Angin yang membawa aroma bunga malam yang mekar membuat ku enggan untuk beranjak selangkahpun.

“Yanhae…tunggu apa lagi!! Ayo bawa barang-barang mu, Oppa kedinginan ni…”ucap Oppa yang mengagetkanku. “Oppa cerewet!!”balasku sambil mengambil barang-barangku dari bagasi taksi. Aku dan Teuki Oppa langsung masuk di penginapan yang sangat mewah menurutku itu. “Heechul Oppa…Mian…aku telah berburuk sangka padamu. Aku yakin, Kau telah memaafkan ku. Sarange Oppa”gumamku dalam hati.

Setelah Chek-in, aku dan Teuki Oppa langsung menuju kamar 284 yang akan menjadi tempat istirahat kami selama dua minggu kedepan. “Oppa…berikan kuncinya padaku, aku saja yang membuka pintunya” pintaku pada Teuki Oppa yang masih kelihatan lelah walaupun sudah tidur berjam-jam dalam perjalanan. Teuki Oppa merogoh jeansnya dan memberikan kunci kamar padaku. “Hais…walaupun sudah membooking penginapan yang mewah, tetap aja Heechul Oppa gak mau rugi terlalu banyak. Ia hanya memesan satu kamar untuk Kami berdua. Padahal Ia sudah tahu kalau aku ini cewek. Mana mungkin aku tidur dengan seorang cowok dalam waktu dua minggu ke depan.. Huh…beginilah sengsaranya memiliki atasan yang sangat perhitungan dalam hal apapun”gerutuku dalam hati.

“Yanhae…bawain barang Oppa dong!! Oppa lemas banget ni…”pinta Teuki Oppa padaku sambil melepaskan barang bawaannya dari genggamannya. “Oppa…kau ini kenapa sih?? membawa barang segini aja gak bisa!!. Oiya…aku hampir lupa…wajar kok Oppa lemas kayak gini…Oppa kan sudah uzur…makanya cepat lelah. Hahahaha….”balasku.. “Kau ini selalu begitu…untung Oppa lagi capek, kalau enggak, kau sudah Oppa makan mentah-mentah” balasnya dengan nada sedikit meninggi ditelingaku sambil. Teuki Oppa langsung masuk ke kamar dan meninggalkan ku yang mematung di depan pintu . Aku hanya bisa menarik napas dalam-dalam melihat tingkah laku Oppa yang uzur itu. Aku mulai memunguti satu persatu barang bawaanku dan barang Teuki Oppa yang di biarkannya bergeletakan di depan pintu.

“Untung ranjangnya ada dua, kalau cuma satu, gak mungkin aku tidur seranjang dengan Oppa yang uzur itu”gumamku sambil meletakkan semua barang bawaan di meja samping lemari pakaian. Setelah melemparkan diri si ranjang, Teuki Oppa langsung berada di alam mimpi. Ia tidak menghiraukan badannya yang kotor dan bau itu. Aku langsung menuju kamar mandi dan memanjakan badanku dengan air hangat dan lembutnya sentuhan busa sabun yang mengenai seluruh tubuhku. Sebenarnya dengan kenyamanan yang ku rasakan saat ini, enggan bagiku untuk melangkahkah kaki meninggalkan kamar mandi yang menurutku sangat nyaman ini. Tapi mengingat besok harus bangun pagi-pagi, aku harus segera tidur dan menyudahi mandi yang baru menghabiskan waktu 15 menit ini.

***

“Duarrr…duarrr…duarrr…”. Aku meraba Hpku di bawah bantal dan mematikan alarm yang dari tadi memekakkan telingaku. “Duarrr….duarrr….duarrr….”. Bunyi alarm itu membuatku kesal. Ku raih kembali dan kali ini aku benar-benar mematikan alarm. Badan ini terasa berat dan aku memutuskan untuk menarik kembali selimut hingga menutupi kepala.

“Hais….aku yakin kau ini benar-benar cowok. Mana ada seorang cewek masih bisa tidur dengan pulas sedangkan matahari sudah mulai merangkak naik. Sebagai seorang cewek hari bangun pagi bukan malas-malasan di atas ranjang dan……bla…bla…bla…bla…” repetan Teuki Oppa yang tiada henti-hentinya. Karena tidak tahan lagi mendengar repetan Teuki Oppa, aku memaksakan diri untuk bangun dan langsung menuju ke Teuki Oppa. “Oppa….kau ini cerewet sekali!!! Aku muak mendengarkannya” ucapku sambil mendekapnya dengan bantal dari belakang. “Hais…kau ini…jauhkan bantal ini dari ku!!!” ujar Teuki Oppa yang berusaha untuk melawan. “Aku tidak akan melepaskannya sebelum Oppa menghentikan repetan itu dan berjanji tak akan mengulanginya” pintaku sambil menahan perlawanan darinya.

Setelah selesai memanjakan lidah dengan menu andalan disini, Aku kembali dimanjakan oleh pemandangan yang ada di sekitar penginapan yang bisa dinikmati dai penginapan. “Penginapan yang benar-benar luar biasa” gumamku dalam hati. Tidak hanya makanan dan penandangan di sekitarnya yang membuat semua penghuninya nyaman, pelayanan yang di berikan penginapan ini juga sangat memuaskan. Tidak hanya karyawannya, petinggi-petinggi hotel ini juga ramah pada semua pengunjung yang ada di sini.

“Dasar!!! Oppa uzur yang satu itu, gak boleh lihat cewek yang sedikit bening aja, dia langsung beraksi melontarkan kata demi kata rayuan gombalnya itu yang menurutku sangat memuakkan dan murahan. “Mungkin karena terlalu agresif dan bermodal gombal yang murahan itu, sampai saat ini tidak ada satu cewek pun yang tertarik padanya. Kasian sekali Oppaku yang satu itu…heheheheh” gumamku sambil melihat pemandangan dari teras lantai tiga penginapan.

“Oppa… aku mau turun sebentar untuk menikmati indahnya bunga yang bermekaran ditaman dan segarnya udara pagi. Oppa mau ikut tidak?? Ajakku pada Teuki Oppa yang lagi asyik bercengkrama dengan laptonya di teras kamar. “Enggak…aku lagi sibuk, kau sendirian saja” jawabnya. “Oiya Oppa, tadi aku melihat ada kios yang menjual bermacam-macam es krim di taman” ujarku sambil mengambil tas dan kamera di atas meja. “Eitt..tunggu!!! Oppa juga ikut ke taman deh...untuk mengawasi mu supaya tidak membuat ulah di taman” ucapnya sambil meletakkan laptop di meja dan mengambil jaket dan topi yang di gantung samping lemari. “Alasan!!!bilang saja Oppa mau beli es krim, sudah uzur masih saja doyan es krim…gak takut ompong tu gigi??”ledekku dan langsung meninggalkannya.

***

“Oppa...kau ini mau keliling taman tidak?? dari tadi kau hanya duduk menghabiskan cup demi cup es krim!!”Tanya ku pada Teuki Oppa yang dari tadi hanya berkonsentrasi dengan es krimya. Tapi Teuki Oppa tidak mempedulikanku, Ia terus menghabiskan es krim yang ada di tangannya. “Huh…dasar orang yang aneh “gerutuku sambil meninggalkannya. Aku sudah mengira, Ia hanya tertarik pada es krim dari pada mengelilingi dan menikmati indahnya taman. Aku berjalan menyusuri jalan taman dengan santai dan menjepret objek yang menurutku memiliki nilai seni yang tinggi. Tanpa sadar aku sudah berada di depan danau buatan yang ada di taman. Aku terus menjepret tanpa melewatkan satu objekpun yang ada di sekitar danau yang di kelilingi bunga krisan yang berwarna-warni itu.

Aku merasa sangat haus dan lelah setelah berkeliling taman sambil memphoto objek yang menarik. Aku menuju kantin yang berada di ujung danau. Setelah membeli minuman dan makanan khas Busan yang ada di kantin, Aku menuju bangku yang ada di bawah pohon rindang dan kebetulan kosong. “Aku sangat nyaman dengan suasana di sini. Aku ingin menikmatinya lebih dari dua minggu”gumamku dalam hati sambil melihat hasil jepretanku. Photo demi photo ku lihat dengan seksama sampai pada satu photo yang membuatku memperbesar dan melihat dengan lebih seksama. Seorang cowok bertopi yang duduk di bawah pohon rindang sedang membaca buku. Aku mengambil photonya tanpa sengaja. Wajahnya tak terlalu jelas karena tertutup topi coklat yang dikenakannya. Aku melihat di sekelilingku. “siapa tahu saja cowok itu masih disekitar sini. Lumayan, jadi tambahan koleksi photo cowok tampanku…hehehe…”pikirku sambil membayangkan koleksi photo yang ada di kamarku dan berharap cowok itu tiba-tiba muncul di hadapanku sehingga aku leluasa menjepret dan melihat dengan jelas wajahnya. Namun lamunan itu buyar saat seseorang duduk disampingku. Tapi aku tak mempedulikannya. Aku melanjutkan melihat hasil jepretanku. Setelah semuanya photo selesai ku lihat, tapi aku masih penasaran dengan photo cowok bertopi itu,aku kembali melihatnya. Aku penasaran dengan ajah cowok itu, ku zoom berkali-kali tapi tetap tidak jelas. “sayang sekali…aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas”gumamku yang teryata di dengar oleh orang yang duduk di sampingku.

“Kau tidak boleh memphoto orang dengan sesukamu. Belum tentu orang yang kau photo suka dengan apa yang kau lakukan. Kau harus belajar sopan santun dulu, baru kau bisa menjadi seorang fotografer!! “ucapnya sinis. Aku sangat kaget mendengar ucapannya dan dengn reflek aku melihat ke arahnya. Dan ternyata…orang yang duduk disampingku sejak tadi adalah….”Tidak!!!” jerit ku dalam hati…..

Continued...(^_^)

Created By Yanhae