Sabtu, 20 Maret 2010

Prince in My Heart

Tags : Donghae, Eeteuk, Hankyung, Sungmin, Kyuhyun, Yesung, Reewook, Siwon, Shindong, Euhyuk, Kangin, Ki Bum, Heechul, Eunhye.

Part 1

Akhirnya hari yang ditunggu tiba juga. Sebenarnya Aku sedih meninggalkan keluarga Ku tapi demi meraih mimpi, Aku harus bisa berpisah dengan keluarga untuk beberapa tahun. Kuliah di Korea adalah impianku sejak berumur 15 tahun. Saat itu Aku membaca sebuah artikel yang menceritakan kebudayaan dan keindahan negara Korea. Sejak saat itulah, negara yang Aku cintai setelah Indonesia yaitu Korea. Waktu yang biasanya ku gunakan untuk bermain game, ku gunakan untuk men-searching semua yang berkaitan dengan Korea dan keinginan ku saat itu ingin jalan-jalan ke Korea dan kalau bisa ingin menetap beberapa tahun di Korea. Salah satu cara untuk menetap di korea yaitu dengan kuliah di sana. Untuk mewujudkan impianku, aku belajar dengan giat dan akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa kuliah di Korea.

***

Setelah berpamitan dengan Ayah, Ibu, dan Kakak, aku langsung menuju ke ruang tunggu dan satu jam kemudian, Garuda Airline yang membawaku ke Korea lepas landas. Selama perjalanan, aku tertidur dan terbagun ketika pramugari memberitahukan kalau sebentar lagi akan sampai ke bandara Internasional Korea. Tiba-tiba jantungku berdegup kencang. Saat ini, perasaan ku tak menentu, antara gugup dan senang karena akhirnya impianku selama ini tercapai. Aku turun dari pesawat dan menuju ke tempat pengambilan tas. Aku sangat lelah sekali. Setelah melihat travel bag berwarna coklat tua, aku langsung mengambilnya dan mendorongnya dengan troli menuju taksi. Setelah melalui proses tawar menawar akhirnya didapatlah tarif kesepakatan, dan pengemudi taksi mengantarkanku ke apartemen tempatku menetap untuk beberapa tahun kedepan. Di perjalananan menuju apartemen, lagi-lagi aku tertidur, perjalanan yang sungguh melelahkan. Sesampainya di depan apartemen, aku dibangunkan oleh pengemudi taksi. Aku melihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 10 malam.

***

Aku merogoh kantong jeans kiriku untuk mengambil kunci dan langsung membuka pintu kamarku. Setelah menyalakan lampu, aku langsung merebahkan tubuhku di tempat tidur, tapi kali ini aku tidak langsung tertidur. Mungkin karena aku sudah tidur beberapa jam di pesawat dan di taksi, sehingga sampai di apartemen, aku tidak bisa tidur lagi. Namun, aku tetap memejamkan mata dan berusaha untuk tidur. Sudah sejam aku berusaha untuk tidur, namun tetap tidak mau tidur juga. Aku membayangkan aktivitas awalku di Korea yang mengasyikkan. Karena tetap tidak mau tidur, aku bangun untuk mengambil buku harianku di tas yang ada di atas meja. Aku mulai menulis perjalananku yang menyenangkan dan melelahkan hari ini.

Hari ini perasaanku terbagi dua, bahagia dan sedih. Bahagia karena impianku selama ini untuk kuliah di Korea telah terwujud, dan sedih karena meninggalkan keluarga yang aku cintai. Sebelumnya, aku tidak perah berpisah dengan kelurgaku. Tapi tak mengapa, aku harus bisa! Ayah, Ibu, Kakak, jangan khawtirkan aku…aku disini akan baik-baik saja. Ntar, kalau aku pulang, aku akan membawakan oleh-oleh baju hangbok buat kalian bertiga dan kita sekeluarga akan berfoto dengan baju itu…pasti hasil fotonya sangat bagus..hehehe…

Besok adalah hari pertamaku memulai aktivitas di Korea. Deg-degan sih…tapi aku gak sabar untuk menanti datangnya esok hari. Oiya…aku teringat sesuatu…dari artikel yang pernah ku baca, masyarakat korea selalu menyediakan persediaan makanan di lemari es untuk seminggu kemudian. Kegiatanku besok yaitu belanja besar…hehehe… selain jalan-jalan ke kampus. Aku hampir lupa, aku juga harus ke rumah salah satu warga Korea yang Ku kenal waktu pameran kebudayaan di Jakarta. Setelah acara itu, aku selalu berhubungan dengan dengannya. Sebelum berangkat ke Korea, aku sempat menghubunginya dan aku disuruh datang kerumahnya. Aku harus benar-benar menyusun schedule esok hari.

Schedule’s Eunhye

08.00 Ke kampus: melihat lingkungan kampus

11.00 Ke rumah paman Hankyung: temu kangen.

16.00 Ke mini market: beli mie, susu, ikan kaleng, buah, roti…duh bingung mau beli apa aja, ntar deh mikirin mau beli apa di mini marketnya…

17.00 Nyampe di apartemen…hore…perjalanan yang menyenangkan….hikhikhik...

Semoga perjalanan besok menyenangkan dan semoga orang-orang disini bersahabat dan ramah-ramah denganku…

Setelah selesai menulis dan menyusun schedule, mataku sedikit perih dan aku mulai mengantuk. Aku merebahkan tubuhku dan ku letakkan buku harianku di meja sebelah ranjang dan aku sedikit kaget ketika melihat jam tanganku menunjukkan pukul 02.00 pagi. Aku harus segera tidur supaya besok tidak kesiangan. Beberapa menit kemudian, aku sudah tidak sadarkan diri.

***

Aku terbagun ketika mendengar Hp berdering. Aku langsung meraihnya.” Akhh…ternyata alarm, ku pikir Ayah atau ibu yang menelpon”. Aku berusaha untuk bangun tapi tubuh ini masih terasa berat dan mengantuk. Ku raih guling dan ku peluk erat-erat. Kehangatan guling membawaku tidur kembali. Akhh…Hpku berdering lagi. Tanganku meraba Hp di bawah bantal untuk mematikan alarm. Namun beberapa menit kemudian, Hpku berdering lagi…”Aduh…ni alarm, sudah dimatiin masih aja berbunyi”. Ku raih Hp dibawah bantalku dan aku kaget ternyata itu bukan alarm tapi Ayah menelponku.

Hehehe…ini baru bangun Yah…iya Yah...aku akan baik-baik aja dan aku pasti bisa menjaga diri dan mandiri…hehehe…salam buat Ibu dan Kakak ya Yah…bye...Tut..tut..tut…”

Ayah mematikan telepon setelah memberi ku kultum dipagi hari. Ayah selalu menasehatiku agar Aku menjadi anak yang mandiri. Menurutku Aku sudah mandiri. “Duh…Ayahku...Aku sangat mencintaimu” gumamku dalam hati. Aku berusaha untuk bangun namun tubuh ini masih belum rela untuk meninggalkan ranjang dan guling yang hangat ini. Aku menuruti kemauan tubuhku yang malas ini.

“Apa?? Jam 05.30…aduh…Aku kesiangan!!!...” teiakku panik. Aku harus membereskan barang-barangku yang masih di travel bag. Aku langsung masuk ke kamar mandi dan langsung mandi. Airnya yang dingin membuat tubuhku yang malas menjadi segar. “Akh…segar sekali tubuh ini setelah mandi. Rasanya lelah tubuh ini sudah jauh pergi dan semangat baru untuk memulai hari yang baru…semoga hari ini dan seterusnya menjadi hari yang menyenangkan buatku…”.

Aku langsung meraih travel bag dan membukanya. Aku bingung melihat isi koper ku. “Mana celana dan baju ku?? Ini baju dan celana siapa??...cangcut siapa??...TIDAK!!!...Koperku tertukar…”teriakku histeris. Aku sangat panik dan tidak tahu apa yang harus aku lakukan saat ini. Semua bajuku ada di koper, bagaimana ini ? apa yang harus ku lakukan. Aku membongkar satu persatu isi koper itu, siapa tahu ada petunjuk siapa yang memiliki koper ini. Tapi aku tidak menemukan apapun selain pakaian. “Dilihat dari pakaian, pemilik koper ini adalah seorang cowok” gumamku. ” Mungkin Camdig dan Handycam ini bisa jadi petunjuk” pikirku. Lalu ku otak-atik kedua benda tersebut. Tetap saja aku tidak menemukan apa-apa, hanya foto-foto narsis dan video yang menurutku gak penting. “Bagaimanapun caranya aku harus menemukan pemilik koper ini dan mendapatkan kembali koperku” pikirku sambil menggaru-garuk kepala karena bingung.

“Akh…untung baju dan jeansnya bisa ku pakai, walaupun agak sedikit kegedean. Tapi gak apa-apa dari pada aku beli baju baru lagi, mending aku pakai baju ini aja sampai aku menemukan pemiliknya. Pasti pemiliknya memahami keadaanku saat ini” gumamku sambil merapikan isi koper yang telah berantakan.

***

Ketika aku ke bandara dan menanyakan tentang koper itu, Petugas bandara mengatakan tidak ada orang yang bermasalah dengan koper. “Aduh…aku harus gimana lagi, aku harus mencari pemilik koper tanpa petunjuk apapun”. Aku berusaha untuk mencari akal agar koperku ketemu. Aku hanya memikirkan bagaimana foto keluargaku bisa kembali. Itu adalah barang yang sangat berharga bagiku. Bagaimanapun caranya aku harus menemukannya”ucapku pelan dan tanpa sengaja aku menambrak seseorang.

“So..so..sorry”ucapku terbata-bata sambil memandang wajah seseorang yang ku tabrak itu. “Wah…cakepnya…matanya…hidungnya…bibirnya…sempurna…” pandanganku tertuju padanya dan pikiranku malayang-layang entah kemana.

“Nona? Apakah kau baik-baik saja?, sepertinya Kau orang baru disini ya? Ucapnya sambil memandang aneh ke arahku. Aku tetap memandangnya dan tidak merespon apapun yang Ia katakan. Pikiranku masih malayang-layang. “Ternyata Aku telah menemukan jodohku disini dan secepat ini! Aduh…aku belum siap…”gumamku dalam hati sambil terus memandangi wajahnya.

“Nona? Apakah kau baik-baik saja?” Ia mengulangi pertanyaannya.

“O..oh…ba..ba..baik saja” ucapku kaget ketika Ia menepuk bahuku yang membuat ku sedikit kaget dan melenyapkan bayangan manisku.

“Kau orang baru di sini ya?” ucapnya sambil melihatku dengan menundukkan punggungnya dan memiringkan kepalanya.

“Aduh…cakep banget ni orang..”aku masih terpesona melihat ketampanannya. Bibirku serasa kaku sesaat, untuk menjawab “Iya” aja susah sekali.

“I..iy..ya..” jawabku kaku. Aku berusaha untuk bersikap biasa dan bicara tidak gugup.

“Iya, Aku orang baru di sini. Namaku Eunhye, aku dari Indonesia, dan kamarku no.284” Jelasku. Ia memandangku dan setelah aku selesai bicara, Ia memberikan senyum yang termanis yang pernah ku lihat seumur hidupku. Aku makin terpesona padanya. “Ya Tuhan, apakah ini hadiah darimu atau ujian buatku?” gumamku dalam hati.

“Kau lucu juga. Namaku Lee Donghae. Aku asli orang Korea, dan kamarku disebelah kamarmu” Ungkapnya sambil mengulurkan tangannya. Kali ini jantungku serasa berhenti berdetak. Ia mengatakan diriku lucu, dan Ia mengulurkan tangannya, dan yang gak kalah mengagetkanku, kamarnya berada di sebelah kamarku. “Akh…Ia membuat jantungku mau copot. Apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?” Aku berusaha untuk mengangkat tanganku yang terasa sangat kaku dan ku pegang tangannya yang halus dan hangat itu.

“Tanganmu dingin sekali...Eun..Eun..Eunhye”.ucapnya sambil mengingat namaku.”Kau jangan takut, kalau butuh sesuatu kau jangan sungkan untuk menghubungiku. Aku akan membantumu teman baru ku…oke..” sambungnya sambil meninggalkanku yang berdiri kaku di depannya.

“Iya...”jawabku. Lagi-lagi aku kagum padanya. Selain memiliki paras yang tampan, Ia juga sangat baik hati. Ia sudah menghilang dari hadapanku, namun tubuhku masih lemas. Aku kembali ke kamar dengan senyuman yang penuh harapan. Sudah sejam yang lalu, namun wajahnya masih menari-nari di pikiranku. “Karena Lee..Dong..Dong…aakkhh…aku lupa nama lengkapnya…membuat aku bisa melupakan masalah koper itu untuk sesaat” ucapku pelan.

***

Setelah lelah berkeliling kampus dan berkenalan dengan beberapa mahasiswa, aku memutuskan untuk pergi ke rumah Paman Hankyung dan ku ketik nomor Hp-nya untuk memberitahunya bahwa aku mau kerumahnya.

“Yoboseyo…”jawab Ajussi

“Annyong haseyo…Ajussi, Aku Eunhye…Aku ingin ke main kerumah Ajussi…Apakah Ajussi ada di rumah? Ucapku.

“Owh…Eunhye, Ajussi lagi gak di rumah, gimana kalau Kita ketemu dan makan siang bersama di luar? Kau sekarang ada dimana? Biar Ajussi yang jemput? Gimana?” jelas nya

“Boleh…sekarang aku lagi di kampus”jawabku

“Oke…bentar lagi paman jemput ya...Kau jangan kemana-mana!”Ucap nya

Sudah 15 menit aku menunggu paman Hankyung di halte kampus, namun paman Hankyung belum juga muncul. Jam tanganku sudah menunjukkan pukul 12.00. “Pantas aja perutku lapar sekali..”gumamku pelan. Dari pagi belum ada sebutir nasi, sekeping roti, dan segelas susu yang masuk ke perutku. Hanya segelas air putih. “Kalau di Indonesia, perutku sudah diisi dengan dua piring nasi, dua gelas susu dan beberapa potong buah” ucapku pelan sambil memegang perut yang tidak mau kompromi dengan keadaan.

“Eunhye…maaf sudah membuatmu menunggu” Sapa paman sambil memegang bahuku.

“Ajussi!!” Ujarku sambil mendongakkan kepala. “Ajussi mengagetkanku…sejak kapan Ajussi datang?” Tanyaku sambil mempersilahkan Paman Hankyung duduk di sampingku.

“Apa yang sedang Kau pikirkan? Kau jangan takut, orang Korea sangat ramah dan cukup menyenangkan. Apalagi di sini Kau tidak sendirian. Ajussi akan membantumu kapanpun Kau butuhkan. Ayo Kita cari tempat makan, Kau kelihatannya sudah sangat lapar.” Ucapnya.

Aku dan Paman langsung menuju ke sebuah resotoran yang kelihatannya mewah. Setelah selesai makan dan berbincang-bincang, Paman mengajakku berkeliling Seoul. “Kota yang benar-benar Indah” Ungkapku dalam hati. Aku beruntung telah berkenalan dengan orang sebaik Paman. Setelah puas mengelilingi kota Seoul, Paman mengantarkanku pulang.

***

“Annyong…” Sapaku pada kasir saat masuk ke mini market. Kebetulan pembelinya tidak ramai sehingga Aku bisa sedikit leluasa untuk memilih barang yang Aku butuhkan untuk seminggu ke depan. Setelah memilih barang yang ku butuhkan, Aku langsung mengantri ke kasir.

“Sepertinya kau orang baru ya? sebelumnya Aku tidak pernah melihatmu” Ujar Ajussi yang berdiri di samping kasir.

“Iya…Ajussi, namaku Eunhye, Aku dari Indonesia, dan tempat tinggalku di apartemen sebelah” jawabku. Iya hanya menganggukkan kepalanya dan meninggalkanku bersama kasir yang sedang sibuk dengan barang belanjaanku.

“Sepuluh puluh ribu won” Ucap kasir yang bertuliskan Yesung di name tag di baju kirinya. Aku merogoh dompetku dan menyerahkan uang sejumlah yang Ia sebutkan. Ia menyerahkan belanjaanku dan sambil berkata “Selamat datang di Korea, semoga Kau senang dan merasa nyaman menetap di sini” ujarnya. Aku hanya menganggukkan kepalaku dan meninggalkan mini market itu.

***

Aku merebahkan tubuhku di ranjang. “Hari ini cukup melelahkan bagiku” gumamku pelan. Tapi Aku cukup senang karena bisa ketemu Paman setelah setahun yang lalu. Aku teringat saat ketemu dengannya dan saat Aku menjadi guide ketika berkeliling Jakarta. Saat itu ku ungkapkan keinginanku kuliah di Korea. Ia sangat mendukungku dan Ia juga menceritakan tentang korea lebih detail padaku.

Tanpa sadar, Aku tertidur dan terbangun ketika Hp-ku berdering. Ternyata sebuah pesan dari sahabatku di Indonesia. “Akh…koper Ku…gimana cara mendapatkannya?” ucapku sambil mengernyitkan dahi mencari akal. “Ah…memang anak yang cerdas…hikhikhik…bagaimana kalau minta tolong pada Lee Dong? Pasti Ia akan menolongku, Ia sudah janji untuk menolongku.”Pikirku. Aku langsung bergegas mandi.

“Hais…lagi-lagi Aku harus memakai baju ini”. Sebenarnya pakaianku tak berbeda dari pakaian yang ada di koper ini, kaos oblong dan jeans tapi karena ini milik orang lain, Aku sedikit risih. “Akh...awas kalau ketemu...Aku akan membuat perhitungan dengannya…”ucapku geram sambil mengepalkan kedua tanganku.

To be Continued…(^_^)

Created By: Yanhae (Hn_nR)