Sabtu, 12 Juni 2010

Friendship

Friendship
(Part 1)
Created By : Yanhae
Tags: Donghae, Leeteuk, Heechul, Hankyung, Sungmin, Super Junior
Setelah menjalani operasi ginjal tiga hari yang lalu, pagi ini Donghae tampak lebih baik, sudah enam hari Ia rawat inap di rumah sakit Medical. Ia memiliki masalah dengan ginjal kirinya sehingga harus diambil dari tubuhnya. Leeteuk yang menjaga Donghae tampak tertidur di samping Donghae, mungkin Ia sangat kelelahan.
“Hyung…Hyung....”Donghae memanggil Leeteuk dengan lemas.
Karena suaranya yang terlalu kecil, Hyungnya masih tetap tidur. Donghae memanggil lagi karena Ia ingin ke taman untuk menenangkan hatinya yang lagi tak menentu. Setelah berusaha membangunkan Hyungnya dan Hyungnya tersebut tetap tertidur, Ia berusaha untuk bangun sendiri, namun tidak berhasil. Ia terlalu lemah untuk melakukan itu, tapi Ia tetap berusaha untuk bangun.
“Donghae…apa yang Kau lakukan..” tanya Heechul yang baru datang.
“Hyung…Aku ingin ke taman…”jawabnya sambil berusaha untuk duduk.
“Kenapa kamu tidak minta di anterin Leeteuk Hyung …” ucap Heehcul sambil mengeluarkan baju pesenan Leeteuk dari tasnya dan menaruhnya diatas meja.
“Tadi Aku sudah membangunkanya beberapa kali, tapi Ia masih tertidur…mungkin Hyung terlalu lelah…” jelas Donghae.
Heechul tahu kalau Donghae sudah tidak betah berada di kamar dan mungkin ingin menghirup segarnya udara di pagi hari. Ia langsung membawa Donghae berkeliling di taman dan sekali-kali membuat lelucon sehingga Donghae bisa tertawa.
“Donghae…ayo kita kembali ke kamar…mungkin sarapan pagi sudah ada…” ajak Heechul sambil mendorong kursi roda menuju lorong kamar.
“Hyung…Aku masih ingin disini, disini udaranya segar sekali dan bisa melihat bunga-bunga yang lagi mekar dengan indahnya” rengeknya.
Heechul menuruti kemauan Dongsaengnya itu. Setelah beberapa saat kemudian, Heechul kepikiran untuk menyuapi sarapan sambil merasakan segarnya dan indahnya pemandangan di taman.
“Donghae…Hyung mau ke kamar untuk mengambil sarapanmu dan membangunkan Leeteuk Hyung, kamu disini dulu ya…” ucap Heecul sambil meninggalkan Donghae sendirian di taman.
Donghae sangat menikmati suasana taman, sebelumnya Ia tidak pernah berkeliling taman karena dilarang oleh dokter untuk tidak bergerak lebih banyak. Namun karena hari ini Ia merasakan lebih baik dan ingin berjalan-jalan menggelilingi taman.
***
“Hyung, kau sudah bangun...” sapa Heechul yang melihat Leeteuk keluar dari kamar mandi.
“Donghae dimana dan bersama siapa?” Tanya Leeteuk sambil memasukkan baju kotor ke dalam tasnya.
“Ia lagi ditaman sendirian…” jawab Heechul.
“Mengapa kau kembali ke kamar dan membiarkannya sendirian ditaman…kondisinya kan belum begitu pulih…” Tanya Leeteuk.
“Enggak Hyung, Aku cuma mau ngambil sarapannya” ucap Heechul sambil mengambil bubur yang ada di atas meja.
“Hyung…Kau sudah menelpon Hankyung?”Tanya Heechul sambil meninggalkan Hyungnya untuk kembali menemani Donghae yang lagi ditaman.
“Belum, bentar lagi…mungkin Hankyung juga belum pulang dan Ia kan selalu lupa bawa Hp kalau pergi kerja” jawab Leeteuk.
Setelah merapikan rambutnya, Leeteuk merasa sangat lapar karena dari semalam Ia belum makan. Ia keluar dari kamar dan langsung menuju kantin. Sebenarnya nafsu makannya belum kembali seperti biasa namun untuk menjaga kesehatan, Leeteuk memaksakan diri untuk mengisi perutnya yang lagi kosong. Ia memesan semangkok mie ramen dan segelas juice apel. Sambil menunggu pesanan, Leeteuk teringat kata-kata Heechul untuk segera menghubungi Hankyung. Ia langsung meraih Hp dari sakunya dan langsung memencet nomor Hankyung.
“Hankyung…Kau dimana?”Tanya Leetuk.
“Hyung, Aku lagi dalam perjalanan menuju ke Bank…mungkin setengah jam lagi Aku sampai ke rumah sakit” jawabnya
“Oiya, sebelum ke rumah sakit, Kau mampir ke apartemen dulu ya!, tolong ambilin komik One Piece yang ada di lemari, semalam Ia bilang kalau Ia mau membacanya” ucap Leeteuk.
“Iya Hyung...oiya, keadaan Donghae gimana?” Tanya Hankyung.
“Kata Heecul, pagi ini keadaannya lebih baik dari semalam, pagi ini Hyung belum ketemu dengan Donghae. Sewaktu Hyung bangun, Donghae tidak berada di kamar, Ia keliling taman bersama Heechul” jelas Leeteuk.
“Ya udah Hyung…Aku sudah mau sampai di Bank, sampai nanti ya” ucap Hankyung dan Hankyung langsung memutuskan telponnya.
***
“Hyung, Aku ingin melihat ikan-ikan yang ada di kolam…” rengek Donghae
“Iya...tapi kamu harus menghabiskan buburnya ya! Biar cepat sembuh…” pinta Heechul.
Donghae menganggukkan kepalanya, lalu Heechul mendorong kursi roda dan menuju ke kolam ikan. Donghae memang sangat suka dengan ikan. Selain ikan, kucing juga menjadi binatang kesayangannya. Dari kecil Donghae sudah biasa memelihara ikan dan kucing. Waktu ulang tahun yang ke-6, Ia minta kado ulang tahun ikan ke Hyung-Hyungnya dan kucing ke Omma dan Appa nya.
Sembari Donghae melihat ikan yang ada dikolam, Heechul teringat akan pesan Ayah dan Ibunya. Ayah dan Ibunya selalu berkata kepada Leeteuk, Heechul dan Hankyung untuk selalu menjaga adik bungsunya, Donghae. Pesan itu kembali dikatakan Ayah dan Ibunya sebelum keduanya meninggal akibat kecelaakaan maut yang merenggut nyawa keduanya.
“Omma…Appa…Kalian jangan khawatir dengan keadaan Donghae…Ia akan sembuh dan kembali ceria seperti semula...Kami sudah berjanji akan menjaganya dengan baik…”gumam Heechul dalam hati.
***
“Omma…Aku berangkat dulu ya…” Yanhae pamit pada Omma nya yang lagi sibuk membuat adonan Mie ramen.
“Hati-hati ya…Kau harus pulang sebelum jam 10 malam…bekal yang Omma siapin diatas meja di bawa ya…untuk sarapan di sekolah nanti!...”ucap ibunya
“Ya bu…Aku akan pulang lebih awal” Jawab Yanhae sambil mengeluarkan sepedanya dan mulai mengayuhnya.
Ia pun meninggalkan rumah menuju ke grosir Koran untuk mengambil jatah koran yang akan diantarkannya hari ini.
“Pagi Ahjussi…”sapa Yanhae yang baru sampai dan langsung meletakkan sepedanya di pinggir trotoar kios Kangin.
“Tumben Kau datang duluan, biasanya Kau orang yang terakhir mengambil koran”Ucap Kangin yang lagi sibuk memisahkan koran untuk tiap lopernya.
“Hari ini kan gajian, jadinya Aku harus jadi orang yang pertama mendapatkannya..”Timpal Yanhae sambil memberikan senyum pada Kangin.
Kangin hanya mengerutkan alisnya dan terus menghitung dan memisahkan koran-koran yang ada.
Setelah mengambil bagian koran yang akan dijualnya dan gaji bulan ini, Yanhae langsung meninggalkan Kangin yang tampak semakin sibuk dan menuju ke toko susu milik Shindong. Dalam perjalanan menuju toko Shindong, Yanhae memikirkan kado apa yang akan diberikan pada Oppa tersayangnya walaupun hari lahir Oppanya masih beberapa bulan lagi.
“Aku ingin memberikan sesuatu yang spesial…tapi...apa ya?” gumamnya dalam hati sambil terus mengayuh sepedanya. Sepanjang jalan menuju toko Shindong, Ia terus memikirkan kado apa yang akan di berikannya pada ulang tahun ke-20 kakaknya.
Sesampainya di toko Shindong, Yanhae langsung menyapa Sindong dengan ramah. Yanhae memang anak yang ramah dengan siapapun. Selain ramah dan mudah bergaul, Ia anak yang kuat dan pantang menyerah. Semenjak Ayahnya meninggal tiga tahun lalu saat Ia kelas lima elementary school, Ia bekerja sebagai loper koran dan mengantarkan susu sebelum pergi ke sekolah. Setelah pulang sekolah, Ia membantu kakaknya, Sungmin di toko kuenya. Yanhae membantu kakaknya mengantarkan kue pesanan pelanggan. Jika lagi sepi, Yanhae selalu merengek minta diajarin bermain gitar dan biola karena kakaknya sangat handal bermain gitar dan biola.Yanhae bangga punya kakak yang memiliki segudang bakat. Tidak hanya pintar dalam pendidikan dan seni, Kakaknya juga handal dalam berbisnis. Sejak ditinggal Ayahnya, Sungmin memutuskan untuk berhenti kuliah dan membuka toko roti dari uang tabungannya hasil dari menjadi guru privat gitar dan biola. Berkat keseriusannya dalam menjalankan usahanya tersebut, saat ini toko rotinya telah memiliki banyak pelanggan dan telah memiliki 10 karyawan. Walaupun kakaknya mampu membiayai sekolah dan keperluan sehari-harinya, Yanhae tetap bersikeras untuk tetap menjadi loper koran dan pengantar susu dipagi hari. Menurutnya, menjadi pengantar koran dan susu memiliki kesenangan tersendiri. Selain bisa menghirup udara segar di pagi hari, Ia bisa berolah raga dengan bersepeda menyusuri jalan-jalan yang sekelilingnya ditumbuhin pohon-pohon yang rindang.
“Pagi Ahjussi…”sapa Yanhae ramah
“Itu…kotak susu yang harus Kau antarkan sudah paman siapkan, dan ini gajimu minggu ini.”ucap Shindong sambil memberikan amplop kepada Yanhae.
“Makasih Ahjussi…Aku berangkat dulu ya!” pamitnya pada Shindong sambil menaruh kotak susu di belakang sepedanya dan langsung melaju dengan cepatnya sehingga hanya beberapa saat Ia sudah tidak terlihat.
***
“Ahjussi…Aku lapar! Siapkan cake yang paling enak yang ada di toko ini...”pinta Yanhae pada kakaknya sambil duduk di sofa favoritnya.
“Iya Ahjumma yang cerewet…bentar ya...”jawab Sungmin sambil mengambil sepotong cake kesukaan adiknya itu.
“Maaf Ahjumma…hari ini adalah hari bebas ngutang jadi ini Ahjumma harus bayar cash dan harus segera melunasi hutang-hutang selama ini” canda Sungmin sambil berjalan menuju ke sofa adiknya.
“Hehehehe…tenang aja, hari ini Aku akan membayar semua hutang-hutangku. Ahjussi tidak perlu takut…hari ini Aku banyak uang karena hari ini….Aku gajian…”balas Yanhae dengan sedikit berteriak.
“Serius?... Adik Oppa yang cantik punya banyak uang?...traktir Oppa beli es krim dong…Oppa sudah lama tidak makan es krim...beliin ya!” pinta Sungmin pada adiknya dengan nada sedikit manja.
“Ok…tapi Oppa janji mau nemenin Aku ke toko buku ya?” Pintanya.
“Iya…tapi jangan minggu ini ya!, Oppa lagi sibuk, pesanan lagi banjir ni…”balas Sungmin.
“Tapi jangan sampai gak jadi ya! kan Aku sudah lama gak jalan-jalan bareng Oppa, Oppa sih…sibuk melulu...gak ada waktu buat adiknya…untung belum punya pacar…kalau sudah punya, pasti Aku makin dicuekin…huh…Oppa yang aneh…” gumamnya.
“Iya, Oppa janji”jawabnya sambil memegang kepala adiknya.
Setelah melayani beberapa pelanggan dan menyerahkan beberapa cacatan yang harus dikerjakan oleh karyawan untuk keesokan harinya, Sungmin mengajak Adiknya pulang kerumah. Ia membangunkan Yanhae yang sedang tertidur di sofa. Setelah beres-beres dan menutup tokonya, Sungmin dan Yanhae langsung pulang kerumah.
***
“Adikmu boleh pulang hari ini, tapi kamu harus ingat, jika Ia mengalami masalah di bagian ginjal lagi, mungkin Ia tidak bisa tertolong. Jadi kamu harus benar-benar menjaganya”jelas dokter pada Leeteuk.
“Iya dok, Aku janji akan selalu menjaganya. Oiya dok…kira-kira berapa lama Donghae harus istirahat total dan kembali melakukan aktivitas seperti semula?” tanya Leeteuk dengan penuh penasaran.
“Setelah 10 hari Ia istirahat total, Ia bisa melakukan kegitan seperti biasanya, tapi Ia tetap tidak boleh melakukan kegiatan yang berat. Kamu harus melarangnya untuk ikut karate lagi. Sebaiknya setahun kedepan Ia tidak boleh melakukan ekskul tersebut”.
Setelah dokter menjelaskan hal-hal yang harus dilakukannya selama Adiknya istirahat total, Leeteuk meninggalkan ruangan dan menuju ke kamar Donghae. Ia tampak sedikit lega karena akhirnya Donghae diperbolehkan pulang ke rumah setelah 10 hari berada di rumah sakit. Itu pertanda adiknya sudah pulih walaupun belum pulih total.
“Sudah siap semua kan? Ayo kita pulang sekarang” ajak Leeteuk pada adik-adiknya.
“Heechul…Kau ke apotek dulu ya!…Hyung dan Donghae langsung pulang ke apartemen. Hankung…nanti Kau mampir ke mini market ya!…beli bahan-bahan makanan dan keperluan untuk satu mingggu kedepan…dan sekalian beli roti untuk adikmu” Leeteuk menyuruh adiknya sambil mengambil ransel yang dipegang Donghae.
“Oke Hyung…”jawab Heechul dan Hankyung dengan serentak.
***
“Wah…Donghae…Aku sangat merindukanmu…”ucap Yanhae sambil memeluk sahabatnya itu. “Aku sangat kesepian…tapi sekarang kau sudah kembali…”lanjutnya. Donghae hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku sahabatnya itu. Setelah mendengar bunyi bel tanda jam sekolah dimulai, mereka segera masuk ke kelas. “Donghae…mungkin Kau banyak ketinggalan materi di banding teman-temanmu, Sonsaengnim harap kamu dapat belajar bersama teman-temanmu”ucap Yesung Sonsaengnim. “Yesung Sonsaengnim…jangan khawatir, aku akan mengajarinya…”ucap Yanhae tiba-tiba yang mengagetkan seisi kelas. “Ya… Sonsaengnim senang mendengarnya…”balas Yesung.
“Donghae…kau di jemput Hyungmu ya? Tanya Yanhae setelah jam sekolah usai. “Iya…untuk sementara ini dan mungkin dua minggu kemudian, aku di jemput oleh Hyung ku. Sebenarnya aku ingin pulang bersamamu seperti biasa, tapi karena Hyung melarangku untuk tidak banyak melakukan aktivitas, makanya Ia menjemputku”Jawabnya. “Yah…aku pulang sendirian lagi dongk!!!padahal aku sudah berharap akan bersepeda denganmu lagi”Ujar Yanhae kecewa. “Tenang aja, kau pasti pulang bersamaku karena selasai pulang sekolah, Kau harus ke rumahku karena kau guru privat baruku”Ucap Donghae sambil merangkul sahabatnya itu.
***
*Sebulan kemudian*
“Hankyung Hyung…hari ini tidak usah menjemputku ya!! hari ini Yanhae tidak bisa ke sini, jadi kami belajar bareng di rumahnya” ujar Donghae pada Hyungnya saat sampai di depan serbang sekolah “Owh…yaudah…tapi ingat harus hati-hati!!! Hyung gak mau terjadi sesuatu dengan mu” balas Hankyung. “Beres…tenang aja Hyung, Dongsaeng mu ini kan sudah mau naik kelas dua Junior High School, jadi kan sudah besar…”jawabnya. Hankyung hanya bisa terseyum mendengar perkataan Dongsaengnya itu. Setelah berpamitan, Donghae pun menuju ke kelasnya dan Hankyung pun menuju tempat kerjanya.
“Yanhae!!!”panggil Donghae sambil berlari menyusul Yanhae yang berjalan di teras menuju kelas. Yanhae langsung membalikkan badannya saat mendengar seseorang memanggil namanya. “Donghae??? Kenapa kau berlari seperti itu?? Ada apa??”Tanya Yanhae sedikit aneh melihat sahabatnya berlari ke arahnya. “Pulang sekolah ini aku tidak di jemput...”ujarnya dengan napas yang masih terengah-engah. “Maksudmu??”tanyakku bingung. “Iya…berarti hari ini kita bisa pulang bersama dan bermain sepeda sepuasnya”jelasnya dengan semangat.”Jadi nanti siang kita bisa main sepeda bareng??”Tanya Yanhae menyakinkan. “Wah..berarti aku bisa menunjukkan suatu tempat yang selama ini ingin ku tunjukkan padamu” jelasnya sebelum Donghae sempat menjawab pertanyaannya. Mereka pun berjalan sambil berangkulan dan menuju ke kelas.
***
Kring…kring…kring…
“Heechul…angkat telponnya, Hyung lagi goreng telur ni…”teriak Leeteuk pada Dongsaengnya yang lagi ada di kamar. “Iya…bentar…”Jawab Heechul singkat.
Yoboseyo…”jawab Heechul.
“Apa??...Dong…Dong…hae…”. Kata Heechul lemas dan tanpa sadar Ia menjatuhkan telponnya dan …brukkk…Ia pun jatuh tak sadarkan diri….
To Be Continued…(^8^)
Ps: Mian…kalau ceritanya sedikit aneh….hehehe ^_^

Jumat, 30 April 2010

ComPlicaTed LoVe

Part 1

Napasku ngos-ngosan gara-gara mengejar bis, hampir saja aku ketinggalan bis, untung saja jalan bisnya sedikit lambat sehingga aku bisa mengerjarnya. Walau bukan hari ini saja aku bagun kesiangan, tapi hari ini adalah hari yang bagun kesiangannya yang paling parah. Ini semua gara-gara begadang semalaman mengerjakan editan foto yang harus dikumpulin pagi ini. Hais…gara-gara aku gagal menjepret wajah idol yang lagi tenar itu, aku harus mengerjakan editan yang seharusnya dikerjakan oleh dua orang dalam waktu dua hari.

Hais…benar-benar hari yang sial. Sebelum masuk ruangan kerja saja, aku sudah dapat suguhan hangat selama 10 menit karena terlambat. Itu belum seberapa, setelah di ruangan kerja dan menyerahkan hasil editanku, aku mendapat suguhan hangat yang lebih lama lagi….satu jam. Bayangkan gimana stresnya aku hari ini. Hasil editanku tidak sesuai dengan kemauannya. Alhasil, aku mendapatkan tugas baru yang jauh lebih berat dan ditambah iming-iming potongan gaji bulan ini. Benar-benar stresssssssss….atasan yang tidak memikirkan nasib anak buahnya. Atasan yang sangat gak punya perasaan…”jeritku dalam hati.

Akhirnya jam istrirahat pun tiba. Aku lelah dan lapar sekali. Ku langkahkan kakiku dengan lemas ke kantin bawah. Perutku sangat keroncongan namun selera makanku sudah hilang akibat ceramahan dan ancaman potongan gaji. “Aku harus mendapatkan foto idol itu, bagaimanapun caranya”gumamku dalam hati. Gara-gara dia, gaji bulan ini terancam. Idol yang sangat sombong dan belagu…awas jika aku bertemu dengannya.

***

Sudah setahun tahun belakangan, aku tidak pernah bangun sepagi ini. Dari semalam, aku telah mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan selama dua minggu berada di Busan. Setelah semuanya selesai, aku langsung menuju ke kantor untuk mengambil beberapa dokumen dan sekalian berpamitan dengan atasan yang sangat amit-amit itu.

“Heechul Oppa…aku pamit untuk bertugas selama dua minggu di Busan. Doakan aku semoga mendapatkan apa yang Oppa inginkan”. “Ya…semoga kali ini kau memberikan yang terbaik pada ku”ucapnya ketus. Setelah berpamitan, aku segera meninggalkan atasan yang menyebalkan itu. Tapi sebelum membuka pintu….”Eit….tunggu dulu, karena aku masih punya perasaan kok, aku tidak akan membiarkan mu tertunta-lunta sendirian di Busan. Kau akan ditemani oleh Park Jungso. Selamat bertugas Lee Yanhae” ucapnya dengan senyum evil yang memuakkan itu. “Syukurlah aku ditemanin oleh Teuki Oppa”gumamku. Aku langsung menuju ruangan teuki Oppa.

“Hei Jaemon Oppa….apakah kau melihat Teuki Oppa?. “Kau ini…selalu memanggilku Jaemon…Jaemon…dan Jaemon….aku muak dengan panggilan murahan mu itu” ujarnya dengan penuh kemarahan seperti biasanya jika aku memanggilnya dengan panggilan tersebut. “Hei Lee Hyukjae Oppa…apakah kau melihat Teuki Oppa? tanyaku sambil mencoel dagunya. “Kalau ada maunya aja kau memanggilku dengan benar…dasar bocah gak sopan….Teuki Oppa sudah menunggumu di kantin” jawabnya. “Gomawo Oppa….Sarange….”ucapku sambil mencubit pipinya.

Aku langsung menuju ke kantin. Dari kejauhan ku lihat Teuki Oppa sedang menikmati sarapannya. Aku langsung menghampirinya. “Oppa…mian…gara-gara aku, kau juga harus bertugas ke Busan”ucapku sambil duduk di depannya yang membuatnya kaget. “Kau ini selalu saja begitu….senang melihat orang lain kaget”ujarnya. Setelah aku dan Teuki Oppa selesai sarapan, Kami langsung menuju stasiun Kereta Api Ekspres KTX. Kereta Api yang menghubungkan Seoul dan Busan serta kota-kota yang berada disepanjang jalur tersebut seperti Daejon, Daegu, dan Suwon.

***

Dalam perjalanan, aku dan Teuki Oppa tak henti-hentinya bercerita, bersenda gurau dan sebagainya. Kami tak menghiraukan penumpang lainnya hingga petugas menegur kami karena menurutnya kami telah mengganggu ketenangan penumpang lainnya. Tapi kami tidak mempedulikannya, setelah petugas tersebut pergi, kami melakukannya lagi. Menurutku penumpang di sekitar kami sangat menikmati banyolan dan lelocon kami berdua. Mereka sangat menikmati suasana keributan yang kami timbulkan, bahkan ada beberapa penumpang ikut bergabung dan membuat lelucon seperti yang kami lakukan. Setelah menghabiskan energi tuk menghibur para penumpang dengan banyolan dan leluconnya, tampaknya Teuki Oppa kelelahan dan tanpa sadar Ia pun tertidur. Aku juga merasa kelelahan, tapi mata ini tak mau terpejam. Jika mata ini terpejam, selalu ada bayang-bayang Heechul Oppa yang sangat memuakkan dan menyeramkan itu. Akhirnya untuk mengisi waktu dan menghilangkan kebosanan, Aku memainkan rubik hati berwarna pink yang selalu menemani kemanapun aku pergi.

Sedang asyik bermain rubik, tba-tiba ada sesuatu yang mengagetkanku. Teuki Oppa menyandarkan kepalanya di bahuku. Memang menjadi kebiasannya menyandarkan kepalanya pada siapapun disampingnya saat Ia tidur. Menurutku itu kebiasaan yang sangat aneh dan memalukan. Tidak seperti biasanya, kali ini ku biarkan Teuki Oppa menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku memandangi wajahnya dengan seksama. Sudah tampak kerutan-kerutan kecil di wajahnya, wajar saja umurnya sudah 27 tahun. Saat tidur Ia tampak polos dan sedikit lebih tampan. “Oppa…Gomawo…kau telah mau jadi teman sekaligus kakak angkatku. Aku tahu, kau telah menjagaku dan memberikan kasih sayang layaknya seorang kakak dengan adik kandungnya sendiri. Aku beruntung memiliki punya kakak angakat sepertimu”ucapku sambil mengelus-elus kepalanya.

Tiba-tiba lamunanku terganggu dengan getaran Hp di kantong jeansku. “Lee Yanhae….apakah kalian sudah sampai di Busan? Ku ingat kan sekali lagi…kau harus bekerja sebaik mungkin, jangan sampai membuat ulah lagi…oke!”. Kalimat sama yang ku terima setiap kali ku bertugas. Aku sampai bosan membaca kalimat itu.”Kami masih di Kereta…mungkin satu jam lagi sampai di Busan. Iya…aku akan bekerja sebaik mungkin” balas ku pada Heechul Oppa. Beberapa detik kemudian Hp ku bergetar lagi. “Oiya…kau jangan lupa makan supaya kau punya tenaga sehingga tugas yang kau buat tidak asal-asalan. Ingat itu…dan satu lagi…kau harus menjaga Teuki…”balasnya lagi. “Hais...atasan yang sangat menyebalkan dan sangat egois”gumamku .

Sebenarnya Heechul Oppa orang yang sangat baik. Ia sangat totalitas dalam bekerja. Ia juga sangat memperhatikan karyawannya. Tapi sejak kejadian itu dan mungkin sampai sekarang Ia masih marah dan kesal padaku. Itu juga karena kesalahanku sendiri. Karena ingin sekali bekerja di Seoul dan di perusahaan yang ku inginkan sejak dulu, aku rela melakukan apasaja termasuk menutupi identitasku sebagai seorang wanita. Saat melamar di perusahaan Heechul Oppa, aku memanipulasi identitasku. Aku menggunakan kartu tanda pengenal kakakku. Karena aku dan kakakku sangat mirip, aku tidak mengalami hambatan dalam manipulasi identitas tersebut. Aku berpenampilan selayaknya seorang pria. Aku sangat enjoy bekerja dan memiliki teman dan atasan yang sangat baik dan pengertian pada ku. Namun keberuntungan itu hanya bertahan selama dua tahun. Empat bulan lalu, untuk menjalin keakraban antar karyawan, diadakanlah kegiatan olah raga bareng. Kegiatan itu dilakukan tiap sabtu pagi dan tiap minggu olahraganya berbeda-beda. Tiga minggu berlalu dan tujuan untuk mengakrabkan antar karyawan dan juga atasan tercapai. Selain itu juga, Kami merasa lebih bugar dan sehat. Maklumlah selama ini Kami jarang berolah raga. Kami semakin akrab satu sama lainnya.

Namun di minggu ke empat, keberuntungan tidak lagi berpihak padaku. Di minggu tersebut kami harus mengitari lapangan football yang luas beberapa kali. Sebenarnya aku sudah minta izin pada Heechul Oppa untuk tidak ikutan mengitari lapangan tersebut karena aku lemah dalam jenis olahraga ini, namun Teuki Oppa, Jaemon Oppa, Dongdong Oppa, Yesung Oppa, Wookie Oppa dan yang lainnya bersikeras mengajakku dan menarikkku hingga ke lapangan. Terpaksa aku melakukannya. Setelah memaksakan diri mengitari dua putaran, di tengah putaran ketiga, aku merasa pusing dan jatuh tak sadarkan diri. Kejadian itulah yang membuat identitasku terbongkar. Setelah sadar, dan mengetahui mereka telah mengetahui identitasku, Aku menjelaskan semuanya pada mereka. Hampir seminggu semua isi kantor mengacukanku, kecuali Teuki Oppa. Ia hanya bertahan tiga hari mengacuhkanku. Namun hingga saat ini semua karyawan yang ada di kantor bisa menerima kenyataan tentang diriku kecuali menurutku Heechul Oppa.

Sejak saat itu Ia selalu memberiku tugas yang berat dan menghukumku jika tugas tersebut tidak sesuai keinginannya. Namun aku sangat berterimakasih padanya karena sampai saat ini aku masih diperbolehkan bekerja di perusahaannya. Jika Ia ingin memecatku, Ia memiliki alasan yang kuat. Di perusahaan yang dipimpinnya, Ia hanya mempekerjakan karyawan Pria. Mungkin Ia masih mempertimbangkan prestasi yang telah ku capai dan menurutku, semua klien perusahaan tidak ada yang menyadari kalau aku seorang perempuan. Untuk itu, Aku tetap berpenampilan seorang pria. Heechul Oppa dan yang lainnya juga tidak mempermasalahkan penampilan ku saat ini walaupun mereka telah mengetahui diriku seorang wanita, tapi panggilanku pada mereka berubah dari Hyung menjadi Oppa dan panggilan mereka padaku juga berubah dari Lee Sungmin menjadi Lee Yanhae.

***

“Oppa…bangun….kita sudah sampai di Busan” aku membangunkan Teuki Oppa dengan mengacak-ngacak rambut dan mencubit pipinya. Ia bangun dengan menyipitkan mata. “Yanhae…Oppa masih ngantuk ni…”ucapnya sambil menyandarkan kembali kepalanya di bahuku. “Oppa…bangun!!!” ucapku sambil mendorong kepalanya dari bahuku. “Hais…kau ini kasar sekali. Padahal kau ini wanita”ujarnya.

Setelah mengambil barang, Kami menuju taksi dan langsung menuju ke penginapan. Penginapan untuk dua minggu ke depan telah di booking oleh Heechul Oppa. Menurutku penginapan yang dipilih Heecul Oppa pasti penginapan murah dan semuanya serba terbatas. “Ia kan sangat perhitungan dalam hal pengeluaran”gumamku dalam hati. Di taksi, Teuki Oppa masih saja tidur. Ia keliahatan sangat lelah. Tanpa sadar, Aku juga ikut tertidur dan terbangun saat supir membangunkanku ketika sampai di penginapan. Aku kaget ketika melihat penginapan yang ada di depan ku. Sungguh penginapan yang mewah. Bintang yang bertaburan di langit dan bulan yang malu-malu tuk menunjukkan dirinya menambah indah dan romantis suasana di sekitar penginapan. Ditambah temaran lampu malam yang menyinari taman yang ada di depan penginapan. Angin yang membawa aroma bunga malam yang mekar membuat ku enggan untuk beranjak selangkahpun.

“Yanhae…tunggu apa lagi!! Ayo bawa barang-barang mu, Oppa kedinginan ni…”ucap Oppa yang mengagetkanku. “Oppa cerewet!!”balasku sambil mengambil barang-barangku dari bagasi taksi. Aku dan Teuki Oppa langsung masuk di penginapan yang sangat mewah menurutku itu. “Heechul Oppa…Mian…aku telah berburuk sangka padamu. Aku yakin, Kau telah memaafkan ku. Sarange Oppa”gumamku dalam hati.

Setelah Chek-in, aku dan Teuki Oppa langsung menuju kamar 284 yang akan menjadi tempat istirahat kami selama dua minggu kedepan. “Oppa…berikan kuncinya padaku, aku saja yang membuka pintunya” pintaku pada Teuki Oppa yang masih kelihatan lelah walaupun sudah tidur berjam-jam dalam perjalanan. Teuki Oppa merogoh jeansnya dan memberikan kunci kamar padaku. “Hais…walaupun sudah membooking penginapan yang mewah, tetap aja Heechul Oppa gak mau rugi terlalu banyak. Ia hanya memesan satu kamar untuk Kami berdua. Padahal Ia sudah tahu kalau aku ini cewek. Mana mungkin aku tidur dengan seorang cowok dalam waktu dua minggu ke depan.. Huh…beginilah sengsaranya memiliki atasan yang sangat perhitungan dalam hal apapun”gerutuku dalam hati.

“Yanhae…bawain barang Oppa dong!! Oppa lemas banget ni…”pinta Teuki Oppa padaku sambil melepaskan barang bawaannya dari genggamannya. “Oppa…kau ini kenapa sih?? membawa barang segini aja gak bisa!!. Oiya…aku hampir lupa…wajar kok Oppa lemas kayak gini…Oppa kan sudah uzur…makanya cepat lelah. Hahahaha….”balasku.. “Kau ini selalu begitu…untung Oppa lagi capek, kalau enggak, kau sudah Oppa makan mentah-mentah” balasnya dengan nada sedikit meninggi ditelingaku sambil. Teuki Oppa langsung masuk ke kamar dan meninggalkan ku yang mematung di depan pintu . Aku hanya bisa menarik napas dalam-dalam melihat tingkah laku Oppa yang uzur itu. Aku mulai memunguti satu persatu barang bawaanku dan barang Teuki Oppa yang di biarkannya bergeletakan di depan pintu.

“Untung ranjangnya ada dua, kalau cuma satu, gak mungkin aku tidur seranjang dengan Oppa yang uzur itu”gumamku sambil meletakkan semua barang bawaan di meja samping lemari pakaian. Setelah melemparkan diri si ranjang, Teuki Oppa langsung berada di alam mimpi. Ia tidak menghiraukan badannya yang kotor dan bau itu. Aku langsung menuju kamar mandi dan memanjakan badanku dengan air hangat dan lembutnya sentuhan busa sabun yang mengenai seluruh tubuhku. Sebenarnya dengan kenyamanan yang ku rasakan saat ini, enggan bagiku untuk melangkahkah kaki meninggalkan kamar mandi yang menurutku sangat nyaman ini. Tapi mengingat besok harus bangun pagi-pagi, aku harus segera tidur dan menyudahi mandi yang baru menghabiskan waktu 15 menit ini.

***

“Duarrr…duarrr…duarrr…”. Aku meraba Hpku di bawah bantal dan mematikan alarm yang dari tadi memekakkan telingaku. “Duarrr….duarrr….duarrr….”. Bunyi alarm itu membuatku kesal. Ku raih kembali dan kali ini aku benar-benar mematikan alarm. Badan ini terasa berat dan aku memutuskan untuk menarik kembali selimut hingga menutupi kepala.

“Hais….aku yakin kau ini benar-benar cowok. Mana ada seorang cewek masih bisa tidur dengan pulas sedangkan matahari sudah mulai merangkak naik. Sebagai seorang cewek hari bangun pagi bukan malas-malasan di atas ranjang dan……bla…bla…bla…bla…” repetan Teuki Oppa yang tiada henti-hentinya. Karena tidak tahan lagi mendengar repetan Teuki Oppa, aku memaksakan diri untuk bangun dan langsung menuju ke Teuki Oppa. “Oppa….kau ini cerewet sekali!!! Aku muak mendengarkannya” ucapku sambil mendekapnya dengan bantal dari belakang. “Hais…kau ini…jauhkan bantal ini dari ku!!!” ujar Teuki Oppa yang berusaha untuk melawan. “Aku tidak akan melepaskannya sebelum Oppa menghentikan repetan itu dan berjanji tak akan mengulanginya” pintaku sambil menahan perlawanan darinya.

Setelah selesai memanjakan lidah dengan menu andalan disini, Aku kembali dimanjakan oleh pemandangan yang ada di sekitar penginapan yang bisa dinikmati dai penginapan. “Penginapan yang benar-benar luar biasa” gumamku dalam hati. Tidak hanya makanan dan penandangan di sekitarnya yang membuat semua penghuninya nyaman, pelayanan yang di berikan penginapan ini juga sangat memuaskan. Tidak hanya karyawannya, petinggi-petinggi hotel ini juga ramah pada semua pengunjung yang ada di sini.

“Dasar!!! Oppa uzur yang satu itu, gak boleh lihat cewek yang sedikit bening aja, dia langsung beraksi melontarkan kata demi kata rayuan gombalnya itu yang menurutku sangat memuakkan dan murahan. “Mungkin karena terlalu agresif dan bermodal gombal yang murahan itu, sampai saat ini tidak ada satu cewek pun yang tertarik padanya. Kasian sekali Oppaku yang satu itu…heheheheh” gumamku sambil melihat pemandangan dari teras lantai tiga penginapan.

“Oppa… aku mau turun sebentar untuk menikmati indahnya bunga yang bermekaran ditaman dan segarnya udara pagi. Oppa mau ikut tidak?? Ajakku pada Teuki Oppa yang lagi asyik bercengkrama dengan laptonya di teras kamar. “Enggak…aku lagi sibuk, kau sendirian saja” jawabnya. “Oiya Oppa, tadi aku melihat ada kios yang menjual bermacam-macam es krim di taman” ujarku sambil mengambil tas dan kamera di atas meja. “Eitt..tunggu!!! Oppa juga ikut ke taman deh...untuk mengawasi mu supaya tidak membuat ulah di taman” ucapnya sambil meletakkan laptop di meja dan mengambil jaket dan topi yang di gantung samping lemari. “Alasan!!!bilang saja Oppa mau beli es krim, sudah uzur masih saja doyan es krim…gak takut ompong tu gigi??”ledekku dan langsung meninggalkannya.

***

“Oppa...kau ini mau keliling taman tidak?? dari tadi kau hanya duduk menghabiskan cup demi cup es krim!!”Tanya ku pada Teuki Oppa yang dari tadi hanya berkonsentrasi dengan es krimya. Tapi Teuki Oppa tidak mempedulikanku, Ia terus menghabiskan es krim yang ada di tangannya. “Huh…dasar orang yang aneh “gerutuku sambil meninggalkannya. Aku sudah mengira, Ia hanya tertarik pada es krim dari pada mengelilingi dan menikmati indahnya taman. Aku berjalan menyusuri jalan taman dengan santai dan menjepret objek yang menurutku memiliki nilai seni yang tinggi. Tanpa sadar aku sudah berada di depan danau buatan yang ada di taman. Aku terus menjepret tanpa melewatkan satu objekpun yang ada di sekitar danau yang di kelilingi bunga krisan yang berwarna-warni itu.

Aku merasa sangat haus dan lelah setelah berkeliling taman sambil memphoto objek yang menarik. Aku menuju kantin yang berada di ujung danau. Setelah membeli minuman dan makanan khas Busan yang ada di kantin, Aku menuju bangku yang ada di bawah pohon rindang dan kebetulan kosong. “Aku sangat nyaman dengan suasana di sini. Aku ingin menikmatinya lebih dari dua minggu”gumamku dalam hati sambil melihat hasil jepretanku. Photo demi photo ku lihat dengan seksama sampai pada satu photo yang membuatku memperbesar dan melihat dengan lebih seksama. Seorang cowok bertopi yang duduk di bawah pohon rindang sedang membaca buku. Aku mengambil photonya tanpa sengaja. Wajahnya tak terlalu jelas karena tertutup topi coklat yang dikenakannya. Aku melihat di sekelilingku. “siapa tahu saja cowok itu masih disekitar sini. Lumayan, jadi tambahan koleksi photo cowok tampanku…hehehe…”pikirku sambil membayangkan koleksi photo yang ada di kamarku dan berharap cowok itu tiba-tiba muncul di hadapanku sehingga aku leluasa menjepret dan melihat dengan jelas wajahnya. Namun lamunan itu buyar saat seseorang duduk disampingku. Tapi aku tak mempedulikannya. Aku melanjutkan melihat hasil jepretanku. Setelah semuanya photo selesai ku lihat, tapi aku masih penasaran dengan photo cowok bertopi itu,aku kembali melihatnya. Aku penasaran dengan ajah cowok itu, ku zoom berkali-kali tapi tetap tidak jelas. “sayang sekali…aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas”gumamku yang teryata di dengar oleh orang yang duduk di sampingku.

“Kau tidak boleh memphoto orang dengan sesukamu. Belum tentu orang yang kau photo suka dengan apa yang kau lakukan. Kau harus belajar sopan santun dulu, baru kau bisa menjadi seorang fotografer!! “ucapnya sinis. Aku sangat kaget mendengar ucapannya dan dengn reflek aku melihat ke arahnya. Dan ternyata…orang yang duduk disampingku sejak tadi adalah….”Tidak!!!” jerit ku dalam hati…..

Continued...(^_^)

Created By Yanhae

Sabtu, 20 Maret 2010

Prince in My Heart

Tags : Donghae, Eeteuk, Hankyung, Sungmin, Kyuhyun, Yesung, Reewook, Siwon, Shindong, Euhyuk, Kangin, Ki Bum, Heechul, Eunhye.

Part 1

Akhirnya hari yang ditunggu tiba juga. Sebenarnya Aku sedih meninggalkan keluarga Ku tapi demi meraih mimpi, Aku harus bisa berpisah dengan keluarga untuk beberapa tahun. Kuliah di Korea adalah impianku sejak berumur 15 tahun. Saat itu Aku membaca sebuah artikel yang menceritakan kebudayaan dan keindahan negara Korea. Sejak saat itulah, negara yang Aku cintai setelah Indonesia yaitu Korea. Waktu yang biasanya ku gunakan untuk bermain game, ku gunakan untuk men-searching semua yang berkaitan dengan Korea dan keinginan ku saat itu ingin jalan-jalan ke Korea dan kalau bisa ingin menetap beberapa tahun di Korea. Salah satu cara untuk menetap di korea yaitu dengan kuliah di sana. Untuk mewujudkan impianku, aku belajar dengan giat dan akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa kuliah di Korea.

***

Setelah berpamitan dengan Ayah, Ibu, dan Kakak, aku langsung menuju ke ruang tunggu dan satu jam kemudian, Garuda Airline yang membawaku ke Korea lepas landas. Selama perjalanan, aku tertidur dan terbagun ketika pramugari memberitahukan kalau sebentar lagi akan sampai ke bandara Internasional Korea. Tiba-tiba jantungku berdegup kencang. Saat ini, perasaan ku tak menentu, antara gugup dan senang karena akhirnya impianku selama ini tercapai. Aku turun dari pesawat dan menuju ke tempat pengambilan tas. Aku sangat lelah sekali. Setelah melihat travel bag berwarna coklat tua, aku langsung mengambilnya dan mendorongnya dengan troli menuju taksi. Setelah melalui proses tawar menawar akhirnya didapatlah tarif kesepakatan, dan pengemudi taksi mengantarkanku ke apartemen tempatku menetap untuk beberapa tahun kedepan. Di perjalananan menuju apartemen, lagi-lagi aku tertidur, perjalanan yang sungguh melelahkan. Sesampainya di depan apartemen, aku dibangunkan oleh pengemudi taksi. Aku melihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 10 malam.

***

Aku merogoh kantong jeans kiriku untuk mengambil kunci dan langsung membuka pintu kamarku. Setelah menyalakan lampu, aku langsung merebahkan tubuhku di tempat tidur, tapi kali ini aku tidak langsung tertidur. Mungkin karena aku sudah tidur beberapa jam di pesawat dan di taksi, sehingga sampai di apartemen, aku tidak bisa tidur lagi. Namun, aku tetap memejamkan mata dan berusaha untuk tidur. Sudah sejam aku berusaha untuk tidur, namun tetap tidak mau tidur juga. Aku membayangkan aktivitas awalku di Korea yang mengasyikkan. Karena tetap tidak mau tidur, aku bangun untuk mengambil buku harianku di tas yang ada di atas meja. Aku mulai menulis perjalananku yang menyenangkan dan melelahkan hari ini.

Hari ini perasaanku terbagi dua, bahagia dan sedih. Bahagia karena impianku selama ini untuk kuliah di Korea telah terwujud, dan sedih karena meninggalkan keluarga yang aku cintai. Sebelumnya, aku tidak perah berpisah dengan kelurgaku. Tapi tak mengapa, aku harus bisa! Ayah, Ibu, Kakak, jangan khawtirkan aku…aku disini akan baik-baik saja. Ntar, kalau aku pulang, aku akan membawakan oleh-oleh baju hangbok buat kalian bertiga dan kita sekeluarga akan berfoto dengan baju itu…pasti hasil fotonya sangat bagus..hehehe…

Besok adalah hari pertamaku memulai aktivitas di Korea. Deg-degan sih…tapi aku gak sabar untuk menanti datangnya esok hari. Oiya…aku teringat sesuatu…dari artikel yang pernah ku baca, masyarakat korea selalu menyediakan persediaan makanan di lemari es untuk seminggu kemudian. Kegiatanku besok yaitu belanja besar…hehehe… selain jalan-jalan ke kampus. Aku hampir lupa, aku juga harus ke rumah salah satu warga Korea yang Ku kenal waktu pameran kebudayaan di Jakarta. Setelah acara itu, aku selalu berhubungan dengan dengannya. Sebelum berangkat ke Korea, aku sempat menghubunginya dan aku disuruh datang kerumahnya. Aku harus benar-benar menyusun schedule esok hari.

Schedule’s Eunhye

08.00 Ke kampus: melihat lingkungan kampus

11.00 Ke rumah paman Hankyung: temu kangen.

16.00 Ke mini market: beli mie, susu, ikan kaleng, buah, roti…duh bingung mau beli apa aja, ntar deh mikirin mau beli apa di mini marketnya…

17.00 Nyampe di apartemen…hore…perjalanan yang menyenangkan….hikhikhik...

Semoga perjalanan besok menyenangkan dan semoga orang-orang disini bersahabat dan ramah-ramah denganku…

Setelah selesai menulis dan menyusun schedule, mataku sedikit perih dan aku mulai mengantuk. Aku merebahkan tubuhku dan ku letakkan buku harianku di meja sebelah ranjang dan aku sedikit kaget ketika melihat jam tanganku menunjukkan pukul 02.00 pagi. Aku harus segera tidur supaya besok tidak kesiangan. Beberapa menit kemudian, aku sudah tidak sadarkan diri.

***

Aku terbagun ketika mendengar Hp berdering. Aku langsung meraihnya.” Akhh…ternyata alarm, ku pikir Ayah atau ibu yang menelpon”. Aku berusaha untuk bangun tapi tubuh ini masih terasa berat dan mengantuk. Ku raih guling dan ku peluk erat-erat. Kehangatan guling membawaku tidur kembali. Akhh…Hpku berdering lagi. Tanganku meraba Hp di bawah bantal untuk mematikan alarm. Namun beberapa menit kemudian, Hpku berdering lagi…”Aduh…ni alarm, sudah dimatiin masih aja berbunyi”. Ku raih Hp dibawah bantalku dan aku kaget ternyata itu bukan alarm tapi Ayah menelponku.

Hehehe…ini baru bangun Yah…iya Yah...aku akan baik-baik aja dan aku pasti bisa menjaga diri dan mandiri…hehehe…salam buat Ibu dan Kakak ya Yah…bye...Tut..tut..tut…”

Ayah mematikan telepon setelah memberi ku kultum dipagi hari. Ayah selalu menasehatiku agar Aku menjadi anak yang mandiri. Menurutku Aku sudah mandiri. “Duh…Ayahku...Aku sangat mencintaimu” gumamku dalam hati. Aku berusaha untuk bangun namun tubuh ini masih belum rela untuk meninggalkan ranjang dan guling yang hangat ini. Aku menuruti kemauan tubuhku yang malas ini.

“Apa?? Jam 05.30…aduh…Aku kesiangan!!!...” teiakku panik. Aku harus membereskan barang-barangku yang masih di travel bag. Aku langsung masuk ke kamar mandi dan langsung mandi. Airnya yang dingin membuat tubuhku yang malas menjadi segar. “Akh…segar sekali tubuh ini setelah mandi. Rasanya lelah tubuh ini sudah jauh pergi dan semangat baru untuk memulai hari yang baru…semoga hari ini dan seterusnya menjadi hari yang menyenangkan buatku…”.

Aku langsung meraih travel bag dan membukanya. Aku bingung melihat isi koper ku. “Mana celana dan baju ku?? Ini baju dan celana siapa??...cangcut siapa??...TIDAK!!!...Koperku tertukar…”teriakku histeris. Aku sangat panik dan tidak tahu apa yang harus aku lakukan saat ini. Semua bajuku ada di koper, bagaimana ini ? apa yang harus ku lakukan. Aku membongkar satu persatu isi koper itu, siapa tahu ada petunjuk siapa yang memiliki koper ini. Tapi aku tidak menemukan apapun selain pakaian. “Dilihat dari pakaian, pemilik koper ini adalah seorang cowok” gumamku. ” Mungkin Camdig dan Handycam ini bisa jadi petunjuk” pikirku. Lalu ku otak-atik kedua benda tersebut. Tetap saja aku tidak menemukan apa-apa, hanya foto-foto narsis dan video yang menurutku gak penting. “Bagaimanapun caranya aku harus menemukan pemilik koper ini dan mendapatkan kembali koperku” pikirku sambil menggaru-garuk kepala karena bingung.

“Akh…untung baju dan jeansnya bisa ku pakai, walaupun agak sedikit kegedean. Tapi gak apa-apa dari pada aku beli baju baru lagi, mending aku pakai baju ini aja sampai aku menemukan pemiliknya. Pasti pemiliknya memahami keadaanku saat ini” gumamku sambil merapikan isi koper yang telah berantakan.

***

Ketika aku ke bandara dan menanyakan tentang koper itu, Petugas bandara mengatakan tidak ada orang yang bermasalah dengan koper. “Aduh…aku harus gimana lagi, aku harus mencari pemilik koper tanpa petunjuk apapun”. Aku berusaha untuk mencari akal agar koperku ketemu. Aku hanya memikirkan bagaimana foto keluargaku bisa kembali. Itu adalah barang yang sangat berharga bagiku. Bagaimanapun caranya aku harus menemukannya”ucapku pelan dan tanpa sengaja aku menambrak seseorang.

“So..so..sorry”ucapku terbata-bata sambil memandang wajah seseorang yang ku tabrak itu. “Wah…cakepnya…matanya…hidungnya…bibirnya…sempurna…” pandanganku tertuju padanya dan pikiranku malayang-layang entah kemana.

“Nona? Apakah kau baik-baik saja?, sepertinya Kau orang baru disini ya? Ucapnya sambil memandang aneh ke arahku. Aku tetap memandangnya dan tidak merespon apapun yang Ia katakan. Pikiranku masih malayang-layang. “Ternyata Aku telah menemukan jodohku disini dan secepat ini! Aduh…aku belum siap…”gumamku dalam hati sambil terus memandangi wajahnya.

“Nona? Apakah kau baik-baik saja?” Ia mengulangi pertanyaannya.

“O..oh…ba..ba..baik saja” ucapku kaget ketika Ia menepuk bahuku yang membuat ku sedikit kaget dan melenyapkan bayangan manisku.

“Kau orang baru di sini ya?” ucapnya sambil melihatku dengan menundukkan punggungnya dan memiringkan kepalanya.

“Aduh…cakep banget ni orang..”aku masih terpesona melihat ketampanannya. Bibirku serasa kaku sesaat, untuk menjawab “Iya” aja susah sekali.

“I..iy..ya..” jawabku kaku. Aku berusaha untuk bersikap biasa dan bicara tidak gugup.

“Iya, Aku orang baru di sini. Namaku Eunhye, aku dari Indonesia, dan kamarku no.284” Jelasku. Ia memandangku dan setelah aku selesai bicara, Ia memberikan senyum yang termanis yang pernah ku lihat seumur hidupku. Aku makin terpesona padanya. “Ya Tuhan, apakah ini hadiah darimu atau ujian buatku?” gumamku dalam hati.

“Kau lucu juga. Namaku Lee Donghae. Aku asli orang Korea, dan kamarku disebelah kamarmu” Ungkapnya sambil mengulurkan tangannya. Kali ini jantungku serasa berhenti berdetak. Ia mengatakan diriku lucu, dan Ia mengulurkan tangannya, dan yang gak kalah mengagetkanku, kamarnya berada di sebelah kamarku. “Akh…Ia membuat jantungku mau copot. Apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?” Aku berusaha untuk mengangkat tanganku yang terasa sangat kaku dan ku pegang tangannya yang halus dan hangat itu.

“Tanganmu dingin sekali...Eun..Eun..Eunhye”.ucapnya sambil mengingat namaku.”Kau jangan takut, kalau butuh sesuatu kau jangan sungkan untuk menghubungiku. Aku akan membantumu teman baru ku…oke..” sambungnya sambil meninggalkanku yang berdiri kaku di depannya.

“Iya...”jawabku. Lagi-lagi aku kagum padanya. Selain memiliki paras yang tampan, Ia juga sangat baik hati. Ia sudah menghilang dari hadapanku, namun tubuhku masih lemas. Aku kembali ke kamar dengan senyuman yang penuh harapan. Sudah sejam yang lalu, namun wajahnya masih menari-nari di pikiranku. “Karena Lee..Dong..Dong…aakkhh…aku lupa nama lengkapnya…membuat aku bisa melupakan masalah koper itu untuk sesaat” ucapku pelan.

***

Setelah lelah berkeliling kampus dan berkenalan dengan beberapa mahasiswa, aku memutuskan untuk pergi ke rumah Paman Hankyung dan ku ketik nomor Hp-nya untuk memberitahunya bahwa aku mau kerumahnya.

“Yoboseyo…”jawab Ajussi

“Annyong haseyo…Ajussi, Aku Eunhye…Aku ingin ke main kerumah Ajussi…Apakah Ajussi ada di rumah? Ucapku.

“Owh…Eunhye, Ajussi lagi gak di rumah, gimana kalau Kita ketemu dan makan siang bersama di luar? Kau sekarang ada dimana? Biar Ajussi yang jemput? Gimana?” jelas nya

“Boleh…sekarang aku lagi di kampus”jawabku

“Oke…bentar lagi paman jemput ya...Kau jangan kemana-mana!”Ucap nya

Sudah 15 menit aku menunggu paman Hankyung di halte kampus, namun paman Hankyung belum juga muncul. Jam tanganku sudah menunjukkan pukul 12.00. “Pantas aja perutku lapar sekali..”gumamku pelan. Dari pagi belum ada sebutir nasi, sekeping roti, dan segelas susu yang masuk ke perutku. Hanya segelas air putih. “Kalau di Indonesia, perutku sudah diisi dengan dua piring nasi, dua gelas susu dan beberapa potong buah” ucapku pelan sambil memegang perut yang tidak mau kompromi dengan keadaan.

“Eunhye…maaf sudah membuatmu menunggu” Sapa paman sambil memegang bahuku.

“Ajussi!!” Ujarku sambil mendongakkan kepala. “Ajussi mengagetkanku…sejak kapan Ajussi datang?” Tanyaku sambil mempersilahkan Paman Hankyung duduk di sampingku.

“Apa yang sedang Kau pikirkan? Kau jangan takut, orang Korea sangat ramah dan cukup menyenangkan. Apalagi di sini Kau tidak sendirian. Ajussi akan membantumu kapanpun Kau butuhkan. Ayo Kita cari tempat makan, Kau kelihatannya sudah sangat lapar.” Ucapnya.

Aku dan Paman langsung menuju ke sebuah resotoran yang kelihatannya mewah. Setelah selesai makan dan berbincang-bincang, Paman mengajakku berkeliling Seoul. “Kota yang benar-benar Indah” Ungkapku dalam hati. Aku beruntung telah berkenalan dengan orang sebaik Paman. Setelah puas mengelilingi kota Seoul, Paman mengantarkanku pulang.

***

“Annyong…” Sapaku pada kasir saat masuk ke mini market. Kebetulan pembelinya tidak ramai sehingga Aku bisa sedikit leluasa untuk memilih barang yang Aku butuhkan untuk seminggu ke depan. Setelah memilih barang yang ku butuhkan, Aku langsung mengantri ke kasir.

“Sepertinya kau orang baru ya? sebelumnya Aku tidak pernah melihatmu” Ujar Ajussi yang berdiri di samping kasir.

“Iya…Ajussi, namaku Eunhye, Aku dari Indonesia, dan tempat tinggalku di apartemen sebelah” jawabku. Iya hanya menganggukkan kepalanya dan meninggalkanku bersama kasir yang sedang sibuk dengan barang belanjaanku.

“Sepuluh puluh ribu won” Ucap kasir yang bertuliskan Yesung di name tag di baju kirinya. Aku merogoh dompetku dan menyerahkan uang sejumlah yang Ia sebutkan. Ia menyerahkan belanjaanku dan sambil berkata “Selamat datang di Korea, semoga Kau senang dan merasa nyaman menetap di sini” ujarnya. Aku hanya menganggukkan kepalaku dan meninggalkan mini market itu.

***

Aku merebahkan tubuhku di ranjang. “Hari ini cukup melelahkan bagiku” gumamku pelan. Tapi Aku cukup senang karena bisa ketemu Paman setelah setahun yang lalu. Aku teringat saat ketemu dengannya dan saat Aku menjadi guide ketika berkeliling Jakarta. Saat itu ku ungkapkan keinginanku kuliah di Korea. Ia sangat mendukungku dan Ia juga menceritakan tentang korea lebih detail padaku.

Tanpa sadar, Aku tertidur dan terbangun ketika Hp-ku berdering. Ternyata sebuah pesan dari sahabatku di Indonesia. “Akh…koper Ku…gimana cara mendapatkannya?” ucapku sambil mengernyitkan dahi mencari akal. “Ah…memang anak yang cerdas…hikhikhik…bagaimana kalau minta tolong pada Lee Dong? Pasti Ia akan menolongku, Ia sudah janji untuk menolongku.”Pikirku. Aku langsung bergegas mandi.

“Hais…lagi-lagi Aku harus memakai baju ini”. Sebenarnya pakaianku tak berbeda dari pakaian yang ada di koper ini, kaos oblong dan jeans tapi karena ini milik orang lain, Aku sedikit risih. “Akh...awas kalau ketemu...Aku akan membuat perhitungan dengannya…”ucapku geram sambil mengepalkan kedua tanganku.

To be Continued…(^_^)

Created By: Yanhae (Hn_nR)